Part 3

Hujan turun di pagi hari menamabah kesejungan indahya lantunan udara pagi. Tetesan-tetesan hujan turun membasahi dedaunan. Awan kelabu mengikuti langkah turunnya hujan. Betapa indah karunia yang di berikan oleh Tuhan.

“ Hujan... kapan kau berhenti??? Bunga mau pergi ke sekolah nih“ Keluh Bunga dalam hati sambil menatap rintisan hujan dari balik jendela kamarnya. Jam di dinding terus berputar angka sudah menunjukkan pukul 6 pagi.

“ Bunga... “ Teriak Ibu dari balik daun pintu

“ Kamu belum berangkat ke sekolah, nanti telat loh dek. Nih payungnya”

Bunga langsung mengambil tasnya dan tidak lupa merapihkan seragamnya. “ Iyaa, bu. Ini baru mau berangkat ke sekolah. Assalamualaikum bu bunga yang paling cantik.” Menyalami tangan Ibunya dan mencuim pipi Ibunya

Seperti hari biasa, Bunga selalu berangkat dengan bus ke arah Rawamangun. Bus yang ditunggu tak juga kunjung datang. Bunga tambah kesal dalam hati. Bunga terus melirik jam yang ada di tangannya. “ Bisa-bisa telat nih.” Bunga mengeluh dalam hati. Untuk membunuh jenuh menunggu bus. Bungapun mengeluarkan ipod dari tasnya. Di dengarnya lantunan lagu “ St-12 Cinta tak harus memiliki” Pandangannya terus memperhatikan bus yang akan dia naiki. Bola matanya tiba-tiba tertuju pada sesosok pria yang tak jauh dari tempat ia duduk menunggu bus. Bunga terus memperhatikan sosok itu, seperti telah mengenal cowok itu. Wajahnya nan lembut mengingatkannya akan sahabat masa lalunya.

“ Da... damai... damai...damai” teriak Bunga memanggil nama cowok itu dan menghampirinya

Tapi Damai sudah menyetop taksi. Bunga terus memanggil damai terus. Bunga terlambat untuk memastikan apa itu Damai. Bus ke arah Rawamangun sudah tiba. Di dalam bus, bunga terus kepikiran akan sosok cowok tadi. “Tapi Damai itu sekolah di Jepang. Apa mungkin bener Damai ada di Jakarta.” Pikir Bunga

“ Assalamu alaikum...” tok...tok...tok

“ Bunga tumben telat, kenapa???” tanya bu guru Indri

“ Tadi lama nunggu bus di tambah macet, bu.”

“ya... udah. Tapi lain kali, jangan terlambat. Sana duduk”

Sepanjang pelajaran, Bunga terus memikirkan cowok tadi. Bunga tidak dapat konsentrasi dengan pelajaran itu. Padahal pelajaran hari ini, biologi pelajaran kesukaan Bunga. Prita hanya menatap Bunga. Terus di sikutnya lengan Bunga. Bunga terus saja terlelap dalam lamunannya. Tak terasa jam menunjukan waktu istirahat.

“ Nga, makan nyokkk...”

Di tarik tangan Prita oleh Bunga

“ What’s??? Gw laper nih nga”

“ Gw pengen cerita kabar gembira. Prita, tahu ga hari ini gw ketemu siapa.”

“ Ricardo kaka, jason miraz, justin bieber, atau cowok cakep iaa.”

“ Gileee.... ngayal loh jauh banget. Ada yang lebih penting dari semua yang oleh sebut tadi”

“ Siapa nga, wahhhh loh bikin gw penasaran aja.”

“ D-A-M-A-I”

“ Apaaaa nga, Damai. Lo ketemu dia di mana??? Terus Loh cerita apa aja sama Damai??? Masa loh ga ngajak-ngajak gw.” Prita pura-pura sok lugu di depan Bunga

“ Tadi gw ketemu Damai di Halte. Tapi sayang gw ga sempet ngomong apa-apa sama dia. Dia udah keburu naik taksi.”

“ tapi loh yakin itu Damai???”

“ Itu dia, gw ga terlalu yakin kalau itu Damai. Habis penampilannya beda.”

“ Ya... iyalah. Zaman kita masih kecil sampai sekarang kita udah SMA masa masih sama aja. Apalagi dia tinggal di luar negeri. Pasti stylenya berbeda.”

“ Maybe...”

Aldi menyelinap masuk ke kelas Bunga dan Prita. Mengagetkan mereka berdua yang sedang asyik mengobrol. Ternyata Aldi ingin memberitahukan bahwa akan