Minggu, 26 Desember 2010

# Part 1

BAB 1 “Toko Buku”

Prita mengagetkan bunga yang sedang menikmati semangkok bakso dan ditemani jus jeruk, “ Doourrrrrr…..!!!”
“ Prittaaa, untung aja bakso dalam mulut gw enggak gw sembur ke muka lo”
“ MaaP deh…gw sebel sama tuh guru kerjaannya nyeramahiiiin melulu. Lo lagi enggak bangunin gw.”
“ Pritta, temenku sayang. Bunga dah nyoba bangunin lo dari nyenggol sikut lo sampai manggil-manggil nama lo, taPPiii al-hasil seperti biasa lo tidur puless banget.”
“ So..?”Pikir Prita sambil langsung menyeruput jus jeruk puya Bunga
“ Jelaslah bu Intan selalu nyeramahiiin, lokan udah tidur disaat jam pelajarannya bukan untuk pertama kali, tunggu dulu…udah yang ke berapa ya? Tanya Bunga sambil menggaruk kepalanya.
“ Udah lah enggak usah dihitung…abies mau apalagi acara pertandingan sepak bola lo tau sendiri, malem bukan pagi atau siang. Knapa tuh guru enggak ngasih gw toleransi sedikit aja.”
“ Ini sohibku, masih mending bu Intan enggak lapor ke ayah lo. Kalau iya, mungkin ni pertandingan sepak bola yang bakal lo terakhir tonton. TERAKHIR.”
“ That’s right”
Akhirnya Prita memutuskan untuk mengganti topik pembicaraan di kantin sekolahnya.

Prita Selviani adalah siswa SMA Harapan Mulya. Dia adalah sosok perempuan yang tomboy abies, periang, n_n gape pada pelajaran olahraga. Beda banget gayanya sama temen-temen cewek di sekolahnya. Dia itu, rambutnya pendek, kulitnya sawo kecoklatan, tinggi bak model maklum biar kaya pemain basket, dan wajahnya cantik pula. Sebenarnya banyak cowok yang ngantri pingin sama dia, tapi dia bilang enakkan jadi TEMEN. Kebalikan dari Bunga, sahabatnya yang udah 12 tahun selalu klop sama Prita. Bunga, cewek manis dengan berbalut jilbab selalu setia jadi pendengar curhatannya, pemalu, sederhana, cerewet deh kalau dah akrab sama ini orang, dan selalu juara kelas. 

Prita menjadi sosok cewek tomboy sejak ibunya meninggalkan dirinya disaat berumur 11 tahun, ketika baru masuk SMP. Ibunya meninggal akibat kecelakaan ketika hendak bertugas di Surabaya dengan menumpangi pesawat lion air. Prita mengetahui peristiwa itu dari program berita di televisi. Gadis berumur 11 tahun ini, syok berat sampai-sampai dia tidak masuk sekolah selama 2 bulan dan terpaksa di keluarkan dari sekolahnya. Dia selalu mengurung diri di kamarnya. Tapi untungnya, Bunga berhasil membujuk dia supaya kembali bersemangat menatap matahari esokhari. Pokoknya Prita selalu enggak pingin jauh dari sahabatnya itu dan begitupun sebaliknya.

Maklum dua orang kakaknya laki-laki semua, sehingga dia yang paling merasa kehilangan berat. Kakak pertama bernama Adi Prasetyo. Dia berkuliah di UGM, Yogyakarta sehingga Prita jarang bertemu dengannya. Dan Muhammad Bagus Prasetyo, dia selalu berkeluyuran dengan grup bandnya dan pulang semaunya sendiri. Sedangkan bokapnya seorang insyinyur selalu mendapat tugas di luar pulau Jawa dan baru balik ke rumah tiga minggu sekali. Prita selalu dirumah sendiri bersama dengan seorang bibik(pembantu). Baginya Rumahnya tak ada kenyamanan didalamnya. Prita kadangkala suka iri dengan keutuhan keluarga Bunga yang penuh belain kasih sayang setiap hari dari orang-orang disekelilingnya. Inikah Hidup?
O O O
“ Nga...mau temenin gw enggak ke toko boko dulu”
“ Apa gw enggak salah denger?” tanya Bunga sambil memegang telinga
“ Ke T-O-K-O B-U-K-U. toko buku. Emang knapa? Lo Enggak mau nemenin.
“ Maulah…gw Cuma heran aja. Ini untuk pertama kali langsung keluar dari mulut lo ngajak gw ke toko buku. Biasanyakan gw yang minta anterin dan jawab lo pasti males ah ke sana klo tanpa imbalan traktir makan.”
“ he…he..he…itukan dulu”Prita nyengir hingga kelihatan giginya
“ Gitu dong. Buku itu sumber segallla informasi.
“ Gw ketularan lo kaleee. Ya udah bakso dan minumannya gw yang Bayar. Ochee…”
“ Sering-sering aja, Prit”Bunga hanya tersenyum
“Padahal gw bukan nyari buku”dalam hati Prita. “Pulang sekolah iaa, kita langsung ke toko buku... oce”

Prita masih enggak percaya masa sahabatnya bisa berubah kaya githu. Baguslah dalam hati Bunga bicara. Padahal dia baru baca kalau enggak majalah olahraga yang udah menjadi langgananya. Kedua manusia itu pergi ke toko buku dengan mengendarai motor honda berwarna hitam. Prita, meskipun anak orang kaya tapi dia enggak pernah bawa mobil ke sekolah seperti teman-temannya. Menurutnya, apa gunanya pamer kekayaan padahal itu semua milik orangtua mereka. Bunga bangga punya sahabat kaya Prita.

Sesampainya ditoko buku
“ Sini gw bantu cariin lo, mau buku tentang apa?”
“ Ga usah, ya Bunga. Biar gw nyari sendiri. Mendingan lo puter-puter toko buku aja barangkali ketemu buku yang menarik. Oh ya ktanya mau cari novel Asma Nadia yang baru?”
“ Tapi, gw baru kesini kemaren. Kyanya belum ada deh?”
“ Cari buku laen aja…! Daagh gw kesana dulu.” Prita langsung ngeloyor meninggalkan Bunga sebelum dia mengeluarkan sepatah kata.
Ternyata Prita bukan mencari buku seperti yang diharapkan Bunga. Tapi bertemu dengan seorang cowok dengan perawakan tinggi dan berwajah manis dengan menggunakkan jaket berwarna coklat dan menggunakkan topi bertuliskan Damai, namanya. Prita dan cowok bernama damai itu mengobrol dengan asyik sekali, tanpa diketahui oleh Bunga. Selalu terpancar senyum di wajah Prita ketika bersama dengannya. Damai memberinya sebuah gelang untuknya. Padahal, dia tahu Prita sangat tomboi.

Lagu berjudul Sahabat berbunyi di Hp Prita. Pritapun terpaksa menghentikan pembicaraan dengan Damai untuk mengangkat telephon di Hp. Ketika dilihat ada panggilan dari Bunga.
“ Hallo prita, lo dimana. Cepetan gw pengen pulang.”
Prita kesal dalam hatinya “ Bunga…enggak bisa ngelihat orang seneng. Padahal gw masih mau ngobrol dan deket sama Damai.”
“ Hallooouu…Prita denger gw ngomong?”
“ Iaa, lo tungguin gw dipintu keluar ya. Tungguin..!”
“Cepetaan, gpl.”
Prita, akhirhya pamit pulang dengan Damai. Dan kata terakhir yang keluar sebelum pulang. “ Hati-hati, sayang. Enggak pengin gw anterin”.Prita sebenernya ingin banget pulang bareng Damai. Tapi, apadaya dia kan bawa motor, lagipula sabatnya mau dikemanain.. Tapi sebelum mencapai pintu keluar, ia membeli sebuah buku terlebih dahulu. Dia mengambil buku itu, tanpa membaca isi didalamnya dahulu karena dia tidak ingin membuat Bunga curiga dan mengetahui klau ia sudah mempunyai Pacar. Jaimkan boleh…

O O O
“Maap…Maaf. Lama nunggu  ya?
Lama beuddah tau, udah nyari bukunya? Beli buku apa gw lihat doang? Kata Bunga sambil menarik kantung pelastik berisikan buku tersebut dari tangan Prita”
Pritapun mengeluarkan buku dari kantung pelastik itu.Bunga membaca buku berwarna hijau dengan judul” The Change” .
“hahaha..hahaha..”Bunga ketawa ngakak setelah membaaca sinopsisnya
“Kenapa lo?”
“hahaha..haahaa..”Bunga masih terus tertawa
“Kenapa sih, nga?”
“Lo beli buku kaya gini.”
“Baguskan…The Change, Perubahan.”
“Lo serius,,Iwauu.. Llo dah bener-bener berubah.”

Prita langsung menarik buku tersebut dari tangan Bunga dan membaca sinopsis yang berada dibelakang Buku”The Change”. Prita membaca kata-katanya satu persatu. Diapun terkaget ternyata isi tentang merubah diri kita menjadi seorang yang feminim dan supaya menjadi daya pikat kaum adam.
“He..he..he.. insya Allah”
“Prit, lo habis kebentur suatu benda atau tadi sarapan salah makan?”.
Prita menggelengkan kepala.
“Siall banget, kenapa tadi gw enggak baca sinopsisnya dulu. Dodol-dodol.”Prita kesal dalam hati.” Pulung yuk-yuk”kata Prita
O O O
Prita langsung merembahkan badanya di kasur dan mengingat kejadian semua ditoko buku tadi siang. “Inikah jatuh cinta”Katanya dalam hati.Tapi terngiang kata-kata Bunga disaat baru masuk SMA . Diambilnya fotonya bersama dengan Bunga. Jatuh setitik air mata dari pipinya mengenai album foto, mereka berdua. Prita merasa bersalah kepada Bunga atas peristiwa diToko Buku.
“Bunga.. Maaf ya.Gw bohong tadi sama lo. Lo tuh terlalu baik banget sama gw, lo sempurna, kelurga lo utuh, belum saatnya lo tau tentang hubungan gw sama Damai. Gw takut lo marah dan merusak Persahabatan kita ” keluh Prita sambil mengelus foto mereka berdua.

Tok…Tok….Tok….
Prita terkejut ketika pintu kamarnya dibuka. Ternyata ayahnya datang tanpa memberitahukan terlebih dahulu kalau dia ingin pulang. Pritapun langsung memeluk erat tubuh ayahnya itu yang masih bau sinar matahari .Ayah dan Prita saling bertukar cerita. Rasa rindu dan amarah bercampur menjadi satu dalam lubuk hatinya. Ternyata ayahnya diberi cuti oleh atasannya selama 3 hari. Kesempatan langka ini, benar-benar ingin prita gunakkan dengan sebaik-baiknya. Pritapun mempunyai seribu keinginan bersama ayahnya yang masih belum tercapai. Meskipun, dia tahu enggak semua keinginan dapat terpenuhi.
“ Ayah benerkan libur 3 hari.”
“Bener,, anakku sayang” Kata ayah sambil mengelus rambut anaknya itu
“ Janji..!!!”
Ayah hanya mengajungkan jempol dan pertanda IYA

Prita bercerita semuanya tentang kejadian ditoko buku tadi siang dan seorang cowok bernama Damai. Ayahnya setuju saja dan memberikan kebebasan kepada Prita. Pikirnya Prita sudah beranjak dewasa, sudah bisa menentukkan yang baik dan buruk. Dan mungkin dengan adanya Damai yang belum dua hari jadian sama Prita bisa mengisi kekosongan dihatinya. “ Lagipula aku enggak bisa menemaninya setiap hari, begitu juga kakak-kakaknya semua mempunyai jalannya hidup masing-masing.”Pikirnya ayah dalam hati.

Tak terasa waktu di jam dinding menunjukkan pukul 18.30. Ayah menyuruh Prita untuk mengambil air wudhu dan melaksanakkan salat maghrib berjamaah, beserta bibi (pembantu) yang sudah menjadi bagian dari keluarga.Selesai salat, ayah dan Prita makan malam bersama dan Prita minta bantuan mengerjakan PR nya dari sekolah. Malam semakin larut membawa Prita tertidur terlabih dahulu, setelah salat isya berjamaah. Menghanyutkannya kedalam rmimpi indah malam hari ini, tidak seperti biasanya.
O O O
Malam berganti Pagi. Awan cerah seolah turut tersenyum kepadaku. Daun-daun bergoyang dan rerumputan bergoyang melantunkan zikir kepada Allah SWT. Matahari mulai menampakkan dirinya seperti malu-malu keluar dari peradabannya
Mobil berwarna hitam metalik melaju dengan kecepatan maksimum. Roda-roda berputar menghantarkan Prita menuju tempat sekolah Harapan Mulya. Prita terlihat sumringah sekali di pagi yang cerah. Jelas saja, ayahnya mengantarkan cewek tomboy ini sampai didepan sekolahnya. Tak perlu butuh waktu banyak  hanya dua puluh menit, Prita sudah tiba di sekolahnya tepat pada waktunya.
“ Dintar siapa Prit?”Kata Bunga yang tiba di sekolah berbarengan
“Weits, ayah gwlah”
“ Asyik nih, pantesan auranya berbeda.Kapan dateng ?”
“Ntar gw ceritaain semunya dikelas. Yo!”

Prita dan Bunga menaiki tangga karena kelas mereka berada di lantai dua yaitu kelas X1.IA.3 alias kelas anak-anak unggulan. Prita bisa masuk ke kelas ini, karena doi sering menyabet  juara 1 dalam bidang olahraga seperti basket dan Voli antar tim. Apalagi Prita menjabat sebagai ketua Tim basket perempuan. Prita menceritakkan semua kebahagiaannya ketika ayahnya lagi berada di Rumahnya. Bungapun turut bahagia. .

Pukul 13.00, waktunya siswa-siswi SMA Harapan Mulya pulang kerumahnya masing-masing
“ Gw pulang duluan ke rumah.”kata Prita kepada teman-teman kelasnya
“ Oh ya, Pritta inget besok uH matematika” Tanti mengingatkan Prita
“Piket dulu prita, jangan ngeloyor pulang aja loh” Titah Putri
“Oh ya,,, lupa..piket ya. Udah besok aja. Gw pingin buru-buru nyampe rumah”
“Udah sana.. pulang,,,!!! Besok juga bisa.”kata Bunga
“Daaagh…my friends”
“Tumben tuh makhluk, buru-buru pulang”Tanya Aldi
“Iya, bokapnya dateng. Jadi enggak pingin ngelewatin kesempatan emas.”
“Oh..Oh..”Tanti dan Putri menjawab bersamaan
O O O
“Assalamualikum”
“Walaikum salam..”
“ Bi, ayah mana? “
“Anu..non…bapa… udah pergi kerja lagi non. Ktanya temennya ada yang sakit jadi bapa yang gantiin. Bapa minta maaf… sama non.”

Prita menangis kembali. Butiran-butiran air mata tak bisa lagi dibendungnya. Kekecewaan yang sekarang ada dalam hatinya. Dia hanya memikirkan bahwa ayahnya adalah tukang pembohong. Prita lalu membantingkan tubuhnya ke sofa berwarna coklat dan terus menangis tiada henti.
“Dasar tukang pembohong…!!! Aku benci ayah.”Teriak Prita dengan keras
Bibinya hanya bisa mengelus dada. Serta menghibur non Prita. Pritapun beranjak berlari menuju kamarnya dan menguci pintu kamarnya.
“ Non makan dulu..Pasti non belum makan siangkan?”
Prita tidak sedikit mengeluarkan kata-kata dari mulutnya yang dibutuhkan sekarang hanyalah menyendiri. Bibinya tidak bisa berbuat apa-apa lagi, selain menelephon Bunga. Bunga segera meluncur ke rumah Prita.
“non Prita. Ada non Bunga.”
Prita masih belum beranjak bangun dari tempat tidurnya.
“ Pritta. Ini gw Bunga, sahabat lo.”
Prita tetap tidak menjawab
“ Prita, klau lo masih enggak mau cerita juga enggak apa-apa.Gw ngerti perasaan lo. Gw pamit pulang dulu ya. Mungkin lo mau sendiri saat ini”
“Lo, enggak pernah tau perasaan gw sebenarnya karena lo enggak pernah ngalamin kaya gw. Keluarga lo utuh dan penuh rasa kasih sayang, sedangkan gw selalu sendiri disini Cuma ada bibi. Gw juga pingin kaya lo. Ya Allah, kenapa lo ngasih gw cobaan yang berat ini? Kenapa harus gw yang ngalamin semuanya.kenapa????” Kata Prita dalam hati

Bibi terus membujuk Prita supaya mau keluar dari kamarnya. Namun Prita tetap mengunci rapat mulutnya untuk bicara dan mengunci pintu kamarnya.Prita melemparkan semua bantal dan guling ke arah pintu kamarnya. Tak puas dengan itu, prita membanting foto dirinya dengan ayah dan ibunya. Prita kembali mengambil foto yang sudah tergeletak  pada bingkai-bingkai kaca yang hancur. Foto tersebut telah dibasahi olehair mata kepiluan. Diletakannya foto itu diatas tempat tidur.
Prita berlari keluar dari kamarnya masih memakai baju seragam dengan mengegam bola basket. Bibinya bisa bernafas lega karena prita tidak melakukan hal-hal yang negatif. Bibi hanya tahu ada dua tempat yang biasa prita kunjungi kalau hatinya sedang sedih. Bibi tidak bisa menahan ia pergi ketempat itu, baginya mungkin Prita bisa kembali ceria dan melepas segala yang ada dalam hatinya.
Kuburan almrh. ibu tempat yang biasa Prita kunjungi. Ditempat itu, ia menceritakan semua kesedihan, keluhkesah dan masalah yang berat baginya. Bagi Prita dengan pergi keburan ibu, ibunya seperti selalu dekat dengannya dan semua yang ada didalam hatinya lambat laun bisa sedikit terobati. Prita terus mengelus papan nama almrh.ibunya dan menangis ditempat itu. Ia betah berlama-lama disana dan rasa takut dalam dirinya seperti sudah lenyap berada dikuburan seorang diri.
Setelah puas, sebelum ia kembali ke rumah. Prita menuju lapangan basket dekat rumahnya. Ia mendribbel bola basket dan dimasukannya kedalam keranjang basket. Namun, al-hasil tidak ada satupun bola basket yang berhasil ia masukkan kedalamnya. Prita terus melakukannya hal tersebut berulang kali meskipun badannya sudah mengeluarkan banyak keringat dan kedua tangannya tak mampu melakukannya. lagi. Maghribpun menjelang, suara adzan berbunyi, namun Prita tidak memperdulikan akan suara adzan tersebut.Ketika Prita, ingin shoot salah satu tangan terasa berat. Kepala ia menghadap kebelakang, ternyata dia tidak menyadari akan kehadiran damai. “Udah..cukup….Prita. Bola itu enggak akan masuk kalau perasaan kamu lagi kalut. Ini minum buat kamu, pasti kamu hauskan..”
Prita langsung memeluk erat tubuh damai dan ia tidak bisa membendung tangisan hingga airmatanya jatuh mengenai baju Damai. Damai menyuruhnya untuk duduk dibangku dan menceritakan segala kesedihannya saat itu. Prita tahu seharusnya ia harus bisa menerima keadaan seperti ini. Prita harus lebih tegar lagi. Jangan terlalu cengeng udah enggak pantas sama umur dia yang udah mau mencapai 17 tahun. Damai hanya bisa mengeluarkan satu kalimat untuk membuat Prita kembali tersenyum “ Cewek tomboy ko mewek.” Prita hanya membalas dengan klitikan kearah damai. Damai tertawa tidak bisa menahan tawanya akibat klitikan itu.Prita ikut melempar senyum melihat tingkah damai. Damai berhasil kembli membuat Prita tersenyum seperti semula.
“ Ya, udah. Pulang nyok, kita belum salat maghribkan. Aku anterin biar kamu enggak diambil kolongwewe.” Canda Damai
“ Apaan sih. Aku bukan anak kecil.”
“ Bukan anak kecil taPPi childhood. Cepet naik.”
Damai menghantarkannya sampai dipintu gerbang rumah Prita. Udara dingin malam turut menjadi saksi menghantarkan kebahagiaan Prita dan melupakkan semua kesedihannya. Prita berharap rumahnya jauh dari sini
“ Damai Makasih iaaa….(turun dari motor)”
Sana masuk, udah malem.”
Prita masuk kedalam rumah, dilihatnya bibiknya sedang menyiapkan makan malam.  Prita langsung mencomot perkerdel yang sudah dihidangkan di meja makan.
“Non Prita pasti lelahkan, bibik bikinin makanan super enak buat non soalnya dari tadi siang pasti belum makan , sebaiknya salat maghrib dulu, waktunya bentar lagi” Saran Bibik
Segera menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan melakukan salat maghrib. Kemudian Prita dan Bibik makan malam dalam satu meja makan..Bibik memberinya hadiah dari ayah. Prita merasa heran dengan hadiah berbalut kertas kado berwarna ungu, warna kesayangannya. Dan langsung dibuka. Isinya berupa foto-foto masa dulu keluarga yang belum pernah dia lihat sebelumnya dan sebuah jilbab berwarna putih.Ketika Bibik mencoba memasangkan jilbab di kepala Prita terdapat secarik kertas bertuliskan kata-kata nan indah.
“ Annaku sayang,,, maafin ayah. Prita mungkin menganggap ayah pembohong dan tidak pernah peduli sama prita. Ayah Cuma pingin prita tahu bahwa ayah disini juga kangen sekali dan bisa merasain kesedihan yang anakku rasain. Kedua kakak enggak bisa nemenin. Sebenernya ayah udah nyoba buat nolak tawaran temen ayah cuman temen ayah maksa terus yah udah ayah ambil. Lagi pula kalau temen ayah udah sembuh mungkin kerjaan ayah bisa gantian sama dia. Sebelum ayah balik ke Ambon, tadi beliin Prita jilbab. Ayah tahu Prita belum siap pakai jilbab tapi ayah pingin sekali kalu Prita suatu saat nanti bisa memakainya, jaga baik-baik. Sekali lagi ayah minta maaf.”
Prita Cuma tersenyum menahan kesedihan dihati. Dilihatnya foto itu satu persatu dan Bibik menjelaskan gambar-gambar yang ada di foto itu. Terdapat foto keluarga yang masih utuh ketika Prita masih berusia 3 tahun. Terdapat gambar  kue blackforest dan lilin angka 3 pertanda acara memperingati ulang tahunnya.Prita tertawa, tapi matanya mengeluarkan air mata. Prita memutuskan untuk tidak berlarut dalam kesedihan, ia bangkit menuju kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka tanpa mandi. Takut kena penyakit rematik.
Pintu kamar dikunci, disimpan semua hadiah kedalam meja kecil. Cewek tomboy ini terlelap tidur terhanyut oleh lantunan alunan lagu di Radio.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LABEL

Flash Labels by Way2Blogging